navbar menu

15 Januari 2012

Cerita Lucu Nasruddin Hoja

Cerita lucu Nasrudin hoja memiliki satu kesamaan yang pada intinya untuk membuat orang tertawa agar humor menjadi kekuatan untuk sesaat melupakan kegetiran hidup yang terjadi, karna dalam Cerita Lucu Nasrudin hoja ini  ada varietas yang tak terbatas santapan rohani bagi jiwa dan itu sangat alami hingga kita bisa tetawa untuk menjaga keseimbangan   Cerita Lucu Nasrudin ini membentuk narasi longgar disetiap kejadian diawali dengan anekdot lalu menjadi urutan cerita yang mampu memberi pelajaran hidup.
dikutip dari berbagai sumber,


1.
Seorang filosof menyampaikan pendapat, “Segala sesuatu harus dibagi sama rata.”
“Aku tak yakin itu dapat dilaksanakan,” kata seorang pendengar yang skeptik.
“Tapi pernahkah engkau mencobanya?” balas sang filosof.
“Aku pernah,” sahut Nasrudin.
“Aku beri istriku dan keledaiku perlakuan yang sama. Mereka memperoleh apa pun yang mereka inginkan.”
“Bagus sekali,” kata sang filosof.
“Dan bagaimana hasilnya?”
“Hasilnya? Seekor keledai yang baik dan seorang istri yang buruk”



2.
Seorang tetangga Nasrudin telah lama bepergian ke negeri jauh. Ketika pulang, iamenceritakan pengalaman-pengalamannya yang aneh di negeri orang.
“Kau tahu,” katanya pada Nasrudin.
“Ada sebuah negeri yang aneh. Di sana udaranya panas bukan main sehingga tak seorang pun yang mau memakai pakaian, baik lelaki mau pun perempuan.”
Nasrudin senang dengan lelucon itu.
Katanya, “Kalau begitu, bagaimana cara kita membedakan mana orang yang lelaki dan mana yang perempuan”


3.
Nasrudin menjadi orang penting di istana, dan bersibuk mengatur urusan di dalamistana. Suatu hari raja merasa lapar. Beberapa koki menyajikan hidangan yang enaksekali.
“Tidakkah ini sayuran terbaik di dunia, Mullah?” tanya raja kepada Nasrudin.
“Teramat baik, Tuanku.”
Maka raja meminta dimasakkan sayuran itu setiap saat.
Lima hari kemudian, ketika koki untuk yang kesepuluh kali memasak masakan yangsama, raja berteriak, “Singkirkan semuanya! Aku benci makanan ini!”
“Memang sayuran terburuk di dunia, Tuanku,” ujar Nasrudin.
“Tapi belum satu minggu yang lalu engkau mengatakan bahwa itu sayuran terbaik.”
“Memang benar. Tapi saya pelayan raja, bukan pelayan sayuran.”



4.
Nasrudin membawa serantang makanan dari pasar. Karena kurang hati-hati, rantangitu jatuh dan isinya tumpah berantakan.
Segara saja datang orang-orang berkerumun.
“Hai para tolol,” teriak Nasrudin sambil memungut rantang-rantangnya.
“Apa kalian belum pernah melihat orang tolol?”



5.
Nasrudin sedang merenungi harmoni alam, dan kebesaran Penciptanya.
“Oh kasih yang agung. Seluruh diriku terselimuti olehMu. Segala yang tampak oleh mataku, tampak seperti wujudMu.”
Seorang tukang melucu menggodanya, “Bagaimana jika ada orang jelek dan dungu lewat di depan matamu?”
Nasrudin berbalik, menatapnya, dan menjawab dengan konsisten, “Tampak seperti wujudmu!”
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...