Zimat Ke 4 dari Sembilan Zimat
Zuhd
Disini tanah lapang
Tempat sapi sapi karapan berpacu
Dihiasi tetabuhan
Agar kencang berlari menuju hulu yang Saturday
Waktu ini terus melaju
Melejit bagai sayatan sembilu
Tanpa awal tanpa akhir
Tanpa menyapa emper parker
Oh, kawan seperantauan
Ditengah keblusetan zaman ini
Kau harus mampu menata ulu hati
Memusatkan pada muatan ilahi
Kalau hatimu bercabang
Langkahmu tak nyangking kerapuhan
Maka malaikat kan berguru padamu
Dan didepanmu filsuf post-mo patah siku
Bagai raja sulaiman
Berkemanten dengan tuhan diatas tahta
Hingga jin dan binatang bersimpuh
Karena ia tak perduli pada lencana semu
Zuhd itu anak tangga dibawah takwa
Penggodang kecintaan Allah
Bila kau kenakan ditengah manusia
Mereka kan mengelus keningmu
Sedang pecandu pelangi hidup ini berkata:
Dimana jalan itu
Dimana tangan penolong itu
Bagai nasib pemabuk berat
Atau melayang tenggelam ditengah samudra
Karna pelangi itu telah merasuk raga
Mengakar di jiwa
Hingga dunia ditelannya
Sampai ia ditelan dunia
Karna itu lepaslah istrimu yang menari
Bermake-up,berlipstik, bergincu
Untuk meninabobokanmu
Sebab lembaran sejarah istri nuh dan luth masih utuh
Namun jika istrimu aisyah masa kini
Atau maryam yang menjelma lagi
Maka rawatlah dimusium hatimu
Jaga dalam taman sukmamu
Hidupmu berada ditengah kaum
Bersama menuju tua renta
Hilir mudik membangun nasib
Bergurulah pada pajangan kondi(21)
Kaummu yang buta hurup kebesaran Tuhan
Tuntunlah ke tangga penyadaran
Tanpa mereka rasa sengat lebahmu
Tuk menapak simpang lorong kesucian
Kau harus menyembelih kurban
Tanpa sekeratpun tersisa
Demi dermamu bagi mereka yang papa
Zuhd
Disini tanah lapang
Tempat sapi sapi karapan berpacu
Dihiasi tetabuhan
Agar kencang berlari menuju hulu yang Saturday
Waktu ini terus melaju
Melejit bagai sayatan sembilu
Tanpa awal tanpa akhir
Tanpa menyapa emper parker
Oh, kawan seperantauan
Ditengah keblusetan zaman ini
Kau harus mampu menata ulu hati
Memusatkan pada muatan ilahi
Kalau hatimu bercabang
Langkahmu tak nyangking kerapuhan
Maka malaikat kan berguru padamu
Dan didepanmu filsuf post-mo patah siku
Bagai raja sulaiman
Berkemanten dengan tuhan diatas tahta
Hingga jin dan binatang bersimpuh
Karena ia tak perduli pada lencana semu
Zuhd itu anak tangga dibawah takwa
Penggodang kecintaan Allah
Bila kau kenakan ditengah manusia
Mereka kan mengelus keningmu
Sedang pecandu pelangi hidup ini berkata:
Dimana jalan itu
Dimana tangan penolong itu
Bagai nasib pemabuk berat
Atau melayang tenggelam ditengah samudra
Karna pelangi itu telah merasuk raga
Mengakar di jiwa
Hingga dunia ditelannya
Sampai ia ditelan dunia
Karna itu lepaslah istrimu yang menari
Bermake-up,berlipstik, bergincu
Untuk meninabobokanmu
Sebab lembaran sejarah istri nuh dan luth masih utuh
Namun jika istrimu aisyah masa kini
Atau maryam yang menjelma lagi
Maka rawatlah dimusium hatimu
Jaga dalam taman sukmamu
Hidupmu berada ditengah kaum
Bersama menuju tua renta
Hilir mudik membangun nasib
Bergurulah pada pajangan kondi(21)
Kaummu yang buta hurup kebesaran Tuhan
Tuntunlah ke tangga penyadaran
Tanpa mereka rasa sengat lebahmu
Tuk menapak simpang lorong kesucian
Kau harus menyembelih kurban
Tanpa sekeratpun tersisa
Demi dermamu bagi mereka yang papa
Lihat Jimat Ke Lima