navbar menu

7 Februari 2012

Nasrudin Hoja

“Hangatkan kakimu. Dinginkan kepalamu. Perhatikan juga makananmu. Jangan terlalu banyak makan dan jangan terlalu memikirkan kesedihan dan persoalan hidup,Insya Allah kau akan tetap sehat”



sudah banyak tulisan dari berbagai bangsa dan negara yang berusaha mengabadikan Cerita Lucu Nasruddin Hoja, wataknya yang cekatan, optimistik, dan kritis sekaligus sosok aneh juga nyeleneh, ia dikenang lewat cerita dan kisah tentang Nasrudin Hoja membuat ia tetap "hidup" sepanjang jaman dan disetiap cerita nya mengandung pelajaran juga pesan moral yang tingg, bukan semata-mata humor melainkan ilmu dan filsafat yang dikemas dalam bentuk anekdot Sehingga dapat dijadikan bahan untuk intropeksi.

Nasrudin Hoja seorang filsuf yang hidup di Abad 15 ini , Lahir di Desa Khortu, Sivri Hisar, Anatolia Tengah konon berkebangsaan Turki Setelah meninggal, dimakamkan di Kota Ak Shehir, Konya.
Simak warisan pelajaran hidupnya dibawah ini;


1.Kalau Anda mempunyai pilihan, kekayaan apa kebijaksanaan, yang akan dipilih?”
Nasrudin Hoja menjawab seketika, “Tentu, saya memilih kekayaan.”
Hakim membalas sinis, “Memalukan. Anda adalah cendekiawan yang diakui masyarakat. Dan Anda memilih kekayaan daripada kebijaksanaan?”
Nasrudin balik bertanya, “Kalau pilihan Anda sendiri?”
Hakim menjawab tegas, “Tentu, saya memilih kebijaksanaan.”
Dan Nasrudin menutup, “Terbukti, semua orang memilih untuk memperoleh apa yang belum dimilikinya.”



2.Nasrudin Hoja menghadiri sebuah pesta pernikahan. Dilihatnya seorang sahabatnya sedang asyik makan. Namun, di samping makan sebanyak-banyaknya, ia sibuk pula mengisi kantong bajunya dengan makanan.
Melihat kerakusan sahabatnya, Nasrudin mengambil teko berisi air. Diam-diam, diisinya kantong baju sahabatnya dengan air. Tentu saja sahabatnya itu terkejut, dan berteriak, “Hai Nasrudin, gilakah kau? Masa kantongku kau tuangi air!”
“Maaf, aku tidak bermaksud buruk, sahabat,” jawab Nasrudin.
“Karena tadi kulihat betapa banyak makanan ditelan oleh kantongmu, maka aku khawatir dia akan haus. Karena itu kuberi minum secukupnya.”


3.Seorang Pemuda kaya raya yang jatuh miskin dan sebatang kara, ia mendatangi Nasrudin Hoja. “Uang saya sudah habis, dan kawan-kawan saya meninggalkan saya. Apa yang harus saya lakukan?” keluh pemuda itu.
“Jangan khawatir,” jawab Nasrudin.
“Segalanya akan normal kembali. Tunggu saja beberapa hari ini. Kau akan kembali tenang dan bahagia.”
Pemuda itu gembira bukan main.
“Jadi saya akan segera kembali kaya?”
“Bukan begitu maksudku. Kau salah tafsir. Maksudku, dalam waktu yang tidak terlalu lama, kau akan terbiasa menjadi orang yang miskin dan tidak mempunyai teman.”


4. Nasrudin Hoja bersantai di bawah pohon arbei di kebunnya. Dilihatnya seluruh kebun, terutama tanaman labu yang mulai berbuah besar-besar dan ranum.
Seperti biasa,Nasrudin merenung.
“Aku heran, apa sebabnya pohon arbei sebesar ini hanya bisa menghasilkan
Buah yang kecil.
Padahal, labu yang merambat dan mudah patah saja bisa menghasilkanbuah yang besar-besar.”
Angin kecil bertiup. Ranting arbei bergerak dan saling bergesekan. Sebiji buah arbeijatuh tepat di kepala Nasrudin yang sedang tidak bersorban.
“Ah! Kurasa aku tahu sebabnya.”



5. Ketika memiliki uang cukup banyak, Nasrudin Hoja membeli ikan di pasar dan membawanya ke rumah.
Ketika istrinya melihat ikan yang banyak itu, ia berpikir, “Oh, sudah lama aku tidak mengundang teman-temanku makan di sini.”
Ketika malam itu Nasrudin pulang kembali, ia berharap ikannya sudah dimasakkan untuknya. Alangkah kecewanya ia melihat ikan-ikannya itu sudah habis, tinggal duri-durinya saja.
“Siapa yang menghabiskan ikan sebanyak ini?”
Istrinya menjawab, “Kucingmu itu, tentu saja. Mengapa kau pelihara juga kucing yang nakal dan rakus itu!”
Nasrudin pun makan malam dengan seadanya saja. Setelah makan, dipanggilnya kucingnya, dibawanya ke kedai terdekat, diangkatnya ke timbangan, dan ditimbangnya.
Lalu ia pulang ke rumah, dan berkata cukup keras, “Ikanku tadi dua kilo beratnya.
Yang barusan aku timbang ini juga dua kilo. Kalau kucingku dua kilo,
mana ikannya?Dan kalau ini ikan dua kilo, lalu mana kucingnya?”

6. Seorang kawan minta sejumlah uang kepada Nasrudin Hoja. Nasrudin yakin bahwa uang itu tidak akan dikembalikan. Tetapi karena ia tidak mau menyakiti hati kawannya dan jumlah uang itu kecil saja, ia memberinya. Ia terkejut ketika persis seminggu sesudah pinjaman itu diberikan, orang itu mengembalikannya.
Sebulan kemudian ia kembali untuk minta uang yang sedikit lebih banyak. Nasrudin menolak.
Ketika orang itu bertanya mengapa ia menolak, ia menjawab, “Kali lalu saya tidak mengharapkan engkau mengembalikan uang itu, dan engkau mengecewakan harapanku. Kali ini saya mengharapkan engkau mengembalikan uang itu, saya tidak mau dikecewakan lagi!”

7. Seorang tetangga datang untuk meminjam keledai Nasrudin Hoja.
“Keledai sedang dipinjam,” kata Nasrudin.
Pada saat itu binatang itu meringkik dari kandangnya.
“Tetapi saya dengar ringkikannya, “kata tetangga itu.
“Jadi siapa yang kau percaya, keledai atau saya?”

dikutip dari berbagai sumber,
Salam,
Semoga menghibur...!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...